Zulkhair Burhan

Mungkin sebaiknya aku tidur saja karena mata ini sepertinya tidak bersahabat lagi dengan rasa kantukku. Mungkin sudah saatnya aku segera mencari bidang datar yang bisa mengantarku ke cerita-cerita lucu, heroik, menegangkan dan bahkan menakutkan yang sering hadir mewarnai lelapku. Mungkin sudah tiba waktunya merehatkan pikiran-pikiranku yang kian hari terasa makin sumpek dengan tuntutan-tuntutan perut yang kadang datang bersamaan tanpa kompromi. Kucoba tetap membuatnya membelalak sambil berharap akan kudapat asa yang kuanggap telah mulai meredup seiring fase baru dalam hidupku yang datang meski tanpa ucapan salam dan kemudian membuatku sadar bahwa bagian itu bukan hanya cerita yang ditujukan kepada siapa saja agar waspada terhadap hidup namun ia benar-benar datang dan sekali lagi meski tanpa ucapan salam. Aku tak akan menyerah kalah dengan kantukku karena menyerah berarti membiarkan rentetan-rentetan kemenangan-kemenangan kecil akan berlalu begitu saja. Tapi, bukankah kantuk adalah gerbang menuju mimipi-mimpiku dan segera akan membuatku lupa akan kealpaan hidup meski hanya sesaat. Akhirnya aku harus kalah karena aku harus adil dengan mataku yang seharian membuatku belajar tentang hidup dan syukur.