Sawing Bahar


Para Mudah Rebah dan Enggan Beranjak. Sesaat setelah pagi pergi. Mataharinya merah lagi. Segala indera masih rebah. Begitu pula yang diinderai. Masih rebah, Yah,,, masih rebah…Sementara sekitar mulai bersegera. Entah untuk apa. Terus membentuk siklus. Berulang lagi dan lagi… Selamat datang para mudah rebah dan para enggan beranjak. Sambut mereka ketika kami datang, percayalah ini bukan buah sengaja. Dan sungguh tak pernah terencana, terjadi dan berlalu begitu saja. Sukar bertutur tentangnya karena nalar masih sulit mengurainya. Dan akhirnya saya tiba tempat itu. Wahh, seperti surga. Benarr,, ini surga bagi para tak tepat. Setidaknya bagiku, sebelum malam berlalu. Saya akan segera berdoa. Semoga kelak semua selain kita melambat. Sementara kita masih sedikit rebah, mulai sedikit mengindera. Dan mungkin sedikit bahagia. Semoga…